November 2020 - kangzainfuad.com expr:class='data:blog.pageType' itemscope='itemscope' itemtype='https://schema.org/WebPage'>

Minggu, 15 November 2020

Pembinaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang untuk Kader Lingkungan


Perkembangan sebuah kota tidak dapat dihindari, baik itu di bidang ekonomi, sosial & budaya. Perkembangan kota ini dapat ditunjukan oleh pertumbuhan penduduk dan peningkatan aktivitas yang ada di dalamnya (Dwiyanto & Sariffuddin, 2013). Meningkatnya jumlah penduduk serta aktivitasnya berdampak kepada kebutuhan akan lahan yang semakin besar. Keterbatasan luas lahan yang ada di kota akan menyebabkan perkembangan mengarah ke daerah pinggiran kota. Hal ini yang membuat daerah pinggiran kota merupakan daerah yang mengalami dinamika dalam perkembangannya, terutama dinamika dalam penggunaan lahan. Dinamika penggunaan lahan di wilayah kota dikarenakan adanya kebutuhan lahan untuk permukiman serta sarana dan prasarana penunjang aktivitas penduduk. Fenomena yang terjadi di Indonesia menunjukan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, perkembangan sebuah kota memiliki kecenderungan memunculkan kawasan-kawasan perkotaan baru di sekitar wilayah kota tersebut (Firman, 2009).

jika melihat kondisi tersebut, fenomena yang terjadi di kota Malang tidak hanya pada semakin padatnya wilayah lahan untuk pemukiman dan semakin menyempitnya wilayah tanam untuk optimalisasi pemanfaatan lahan. menyikapi hal ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang mengadakan pembinaan dan pendampingan pemanfaatan lahan pekarangan rumah. kegiatan ini dilaksanakan di Balai Pertemuan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang pada hari Senin, 16 November 2020. semua peserta dalam kegiatan ini akan mendapatkan bantuan  berupa biji sayuran, pupuk kandang dan organik seberat 1 kwintal.

Harapan dari kegiatan ini, peserta langsung praktek menanam tanaman yang memiliki manfaat ketahanan pangan di lingkungan masing-masing berupa penanaman tanaman pekarangan-pekarangan di sekitar rumah. sehingga warga bisa memanfaatkan hasil dari tanaman tersebut, bisa digunakan untuk konsumsi sendiri atau diproduksi untuk diperjualbelikan.

Berkurangnya lahan tidak menyurutkan upaya pemerintah untuk memberdayakan lahan yang ada, ini tiada lain untuk kesejahteraan masyarakat, sejuknya alam sekitar dan segarnya udara di pemukiman.

Rabu, 04 November 2020

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM BERAGAMA

Pancasila merupakan landasan ideologi untuk kehidupan bangsa Indonesia. Pilar ideologi ini memuat lima sila yang mencakup seluruh aspek. Mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan hingga keadilan. Selain Pancasila, ada 3 (tiga) pilar yang lain yakni NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945.

Mengawali kegiatan Bimbingan Teknis Penguatan Muballigh yang diadakan Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur dengan materi aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam beragama yang disampaikan oleh Mayor sholehudin. beliau menyampaikan, “bahwa Nilai-nilai pancasila dan pilar yang lain tidak berseberangan dengan agama, justru agama menjadi ruh dalam melaksanakan pilar-pilar tersebut, sudah saatnya para muballigh menyampaiakan materi-materi ceramah kepada masyarakat dengan mengambil materi dari nilai-nilai pilar negara tersebut dan  diperkuat dengan dalil (Al-Qur'an dan Sunnah), jika hal ini terjadi maka tidak ada lagi yang mengatakan bahwa pilar negara (Pancasila) tidak sesuai dengan ajaran Islam”.

“Sebagai muballigh, sudah saatnya mampu menyesuaikan diri dengan keadaan dan melihat kondisi masyarakat target dimana dakwah itu akan disampaikan, dengan cara kita masuk kedalam dunia mereka. Sehingga dakwah yang disampaikan tidak terasa menjenuhkan. Misal jika sasaran dakwah anak muda suka bernyanyi, maka gunakan media dakwah dengan cara bernyanyi, tentu sya’ir-sya’irnya diisi dengan nilai-nilai agama”, ujar Mayor sholehudin.

        Diakhir pertemuan, Alumnus Peterongan Jombang ini menegaskan, bahwa TNI dalam hal ini Bintal (Pembinaan Mental) Kodam V Brawijaya memiliki peran pertahanan semesta. Artinya, TNI akan melakukan pendekatan-perdekatan yang merakyat setiap menghadapi masalah kenegaraan. Maka dalam menangani masalah-masalah radikalisme dan berbagai masalah yang mengatasnamakan agama untuk merongrong NKRI, yang dilakukan lebih banyak dengan pendekatan kekeluargaan, dialog, pendampingan, dan pembinaan secara kontinu (berkesinambungan). Bahkan nilai-nilai dakwah Islampun dilakukan TNI di wilayah perbatasan. dengan bermain banjari, sholawatan misalnya. Justru dengan strategi ini lebih mengena di hati masyarakat yang akhirnya mereka pun ikut membantu TNI menjaga keamanan wilayah sekitar (perbatasan) dari ancaman separatis.

Ad Placement