Mei 2024 - kangzainfuad.com

Sabtu, 18 Mei 2024

Perubahan yg didamba Rasulullah SAW

Perubahan, bagian sunnatullah. Awalnya, kita dilahirkan, balita, remaja, dewasa dan akhirnya menua. 

Dalam setiap langkah dan aktitifitas kita, perubahan demi perubahan akan menyertai. Justru jika tidak ada perubahan kearah yg lebih baik, termasuk orang yang merugi.

Begitupula kondisi setiap pribadi seseorang, akan mengalami perubahan, gejolak-gejolak akan terus terjadi menanggapi setiap perubahan. 

Sebagaimana hadits berikut ini:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ  

Artinya :

Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka) (HR Al-Hakim).

Perubahan demi perubahan tetap menjadi bagian yang tak terelakkan, tinggal bagaimana kita mengambil peran dalam perubahan itu sendiri.

Namun perubahan yang diharapakan oleh Rasulullah saw adalah perubahan yang membawa keberuntungan, perubahan yang membawa peningkatan kualitas amal kebaikan (ibadah) yang kita lakukan. Karena sejatinya manusia diciptakan di dunia ini tiada lain untuk beribadah kepada-Nya. 

Senin, 13 Mei 2024

Kisah Kekasih Allah swt : Ikhlas Menurut Sahl Bin Abdullah At-Tustari

Allah SWT memberikan karunia kepada setiap hamba-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Mukjizat, dikaruniakan kepada manusia yang dipilih-Nya, yakni para Nabi dan Rasul. Irhas, dianugerahkan kepada calon Nabi dan Rasul. 

Karamah, dikaruniakan kepada Para wali Allah. Ma'unah, dikarunikan kepada orang-orang yang beriman. sedangkan istidraj, diberikan kepada orang-orang yang sesat seperti Fir'aun dan Dajjal. 

Salah satu diantara wali Allah SWT yg dipilih-Nya adalah Sahl Bin Abdullah At-Tustari, dilansir dari NUonline. Fariduddin Attar dalam kitab Tadzkirah al-Auliya’, menceritakan Imam Muhammad Sahl bin Abdullah al-Tustari (w. 283 H), seorang sufi besar asal Tustar yang ditanya tentang karamahnya dapat berjalan di atas air.


Dikisahkan, Imam Sahl al-Tustari berjalan di atas air dan kakinya tidak basah. 

Sekumpulan orang bertanya kepadanya: “Benarkah kau dapat berjalan di atas air? ”

Imam Sahl menjawab: “Tanyalah pada muadzin itu. Dia orang yang jujur perkataannya.

Mereka bertanya pada muadzin itu. 

Kemudian muadzin itu menjawab: “Aku tidak tahu soal itu, tetapi aku melihatnya jatuh ke dalam kolam. Andai saja aku tidak ada dan melihatnya tenggelam, ia telah mati di dalam kolam.”

Imam Abu Ali al-Daqqaq rahimahu Allah berkomentar: “Sahl adalah shahibul karamah, hanya saja ia menyembunyikannya dari manusia.”

(Fariduddin Attar, Tadzkirah al-Auliya’, alih bahasa Arab oleh Muhammad al-Ashiliy al-Wasthani al-Syafi’i (836 H), Damaskus: Darul Maktabi, 2009, hlm 330).

Kisah di atas mengutarakan kerendahan hati (tawadlu’) Imam Sahl bin Abdullah al-Tustari. Ia menyuruh orang-orang itu bertanya kepada seorang muadzin masjid. Muadzin itu menceritakan bahwa beberapa hari yang lalu Imam Sahl hampir mati tenggelam di kolam. Jika tidak ada dirinya yang menolong, mungkin saja ia telah meninggal.

Imam Sahl tidak gengsi dan takut derajatnya turun. Ia tidak mempermasalahkan jika kewaliannya diragukan, barangkali itu yang diinginkannya.

Jikapun nantinya semua orang memandangnya sebelah mata, ia tidak akan perduli. Baginya, Allah adalah segalanya. Sayangnya, wali-wali Allah itu memiliki hati seluas samudera dan sebersih udara surga. 

Seberapa sering mereka menjauhkan diri dari pujian, bahkan terkadang melakukan hal-hal yang menjatuhkan kemuliaan mereka sendiri dengan sengaja. Hati mereka selalu tergerak untuk menolong sesama, berbuat baik tanpa maksud dan tujuan tertentu.

Apa yang Allah anugrahkan pada Wali-Wali Allah SWT. Itu, tiada lain karena beliau-neliau menjalani kehidupan dengan Ikhlas. Keikhlasanya berwujud kebaikan Kebaikan natural hasil dari penjernihan hati tanpa henti dan taqarrub kepada Ilahi. Akibatnya, pandangan jelek orang-orang kepadanya, berangsur-angsur berubah menjadi kekaguman lagi.

Terkait dengan Ikhlas, dalam Kitab At-Tibyan Fii Adabi Hamalatil Qur'an. Syaikh Sahl At-Tustari berkata, "Orang-orang Cerdas pernah merenungi tentang penafsiran kata Ikhlas, namun mereka tidak menemukan selain definisi berikut : disaat diam dan geraknya seseorang, disaat tersembunyi atau terang-terangan, ada orang lain atau tidak. Yang ia lakukan hanya karena Allah SWT semata. Tidak mencampuri keadaanya itu oleh sesuatu apapun,  tidak oleh nafsu, tidak oleh hasrat keinginan dan tidak pula oleh keduniawian ". (zn)

Latgab PMR Wira dan Pramuka Smasurba : Siap Menjadi Manusia Pilihan


Latihan Gabungan (Latgab) Organisasi Ekstra Sekolah SMA Surya Buana Malang Pramuka dan Palang Merah Remaja (PMR) Wira dilaksanakan Jum'at- Senin (10-13/05/2024). 

Kegiatan yang bertema Mentally Strong, Ready to Bounce diikuti oleh seluruh siswa-siswi kelas X dan kelas XI yang belum pernah mengikuti Diklat kenaikan tingkat (Penegak) dan Diklatsar PMR Wira SMA Surya Buana Malang. 

Ketua Pelaksana Najwa, berharap dengan pelaksanaan Latgab ini muncul kemandirian sebagai pribadi dan loyal berorganisasi dalam diri siswa karena nantinya mereka akan melanjutkan estafet organisasi Ekskul di SMA Surya Buana Malang. 

Zain Fuad, kepala SMA Surya Buana Malang dalam sambutanya menyampaikan bahwa dalam berorganisasi di PMR Wira dan Pramuka memiliki banyak manfaat terutama dalam mengemban amanah sebagai hamba Allah SWT. yakni menjadi hamba yang ta'at dalam beribadah dan Manusia yang bermanfaat. Karena manusia yang bermanfaat bagi orang lain inilah ciri orang yang terbaik dalam pandangan Rasulullah saw. 

Dua karakter hamba Allah SWT tersebut tertanam dalam diri Kader Pramuka Penegak, yakni dengan mengamalkan janji-janjinya yang termaktub dalam Dasa Darma Pramuka, dan bagi para kader PMR Wira menjalankan 7 (Tujuh) Prinsip PMR, yaitu: KemanusiaanKesamaanKenetralanKemandirianKesukarelaanKesatuan dan Kesemestaan. (zn)


Minggu, 05 Mei 2024

Halal Bihalal : Meneguhkan Kembali Hidmat Syi'ar Al-Qur'an

Dewan Pengurus Cabang Forum Komunikasi Pendidikan Al-Qur'an (DPC-FKPQ) Kota Malang melaksanakan kegiatan Halal Bihalal dengan Tema Meneguhkan Kembali Hidmat Syi'ar Al-Qur'an.

Halal Bihalal bertempat di Aula Kementrian Agama Kota Malang dihadiri oleh asatidz/ah perwakilan 5 (lima) kecamatan Kota Malang, perwakilan Pemerintah Kota Malang diwakili oleh Bidang Kesejahteraan Masyarakat Bina Mental Spiritual serta Kementrian Agama Kota Malang.

Dalam sambutannya, Ketua DPC FKPQ Kota Malang mengajak kepada seluruh peserta agar senantiasa mensyukuri nikmat Allah swt karena sudah ditakdirkan menjadi bagian manusia pilihan, manusia terbaik yang dibanggakan oleh Rasulullah saw. yakni menjadi guru Al-Qur'an.

"Menjadi guru ngaji merupakan anugrah yg wajib disyukuri karena banyak orang yg pintar mengaji, bisa membaca Alquran tapi hati dan fisik tidak tergerak untuk mengajar ngaji di lingkunganya". Ujar Ustadz Zain Fuad selaku ketua FKPQ Kota Malang disampaikan dalam kegiatan Halal Bihalal.

Guru ngaji, salah satu orang yg disebutkan oleh Rasulullah saw menjadi orang terbaik diantara umat beliau, Nabi Muhammad SAW.  Sebagaimana sabda beliau

خير كم من تعلم قران علمه

Pak Isnan, mewakili Kesra Pemerintah Kota Malang menyampaikan,"Walau guru ngaji tidak dikenal oleh masyarakat, kalah dengan dai-dai yg dikenal sejuta umat walau sama-sama berdakwah. Tapi guru ngaji dikenal dan terkenal di Surga-Nya".

Halal Bihalal yg di laksanakan DPC FKPQ Kota Malang, Ahad (05/05/2024) selain sebagai wahana untuk berahilaturohim dan bermaaf-maafan juga dijadikan sebagai media pembelajaran bersama terkait dengan EMIS dan penyampaian beberapa informasi terkait dengan Bantuan dari Pemerintah RI yang langsung diisi Ustadz Heri Purnomo, sekretaris DPC FKPQ Kota Malang.

Sebelum ditutup, Kepala Kementrian Agama Kota Malang, Gus Achmad Shampton, M. Ag., dalam Mau'idhah Hasanahnya berpesan kepada seluruh hadirin, khusus FKPQ Kota Malang agar senantiasa Istiqomah dan meningkatkan jangkauan dakwahnya dalam mensyiarkan Al-Quran di Masyarakat  melalui LPQ, Tapi juga dimulai utk perluasan medan dakwah di sekolah-sekolah Formal. 

Ad Placement