SMA Surya Buana Gelar SAPAH, Wujudkan Suasana Kekeluargaan dan Resep Membangun Keluarga Bahagia
![]() |
Dokumen : SAPAH di Rumah Bapak Fadhlur Rahman, Sabtu Pahing (23/08/2025) |
![]() |
Dokumen : SAPAH di Rumah Bapak Fadhlur Rahman, Sabtu Pahing (23/08/2025) |
![]() |
Dokumen: adek Nuha Bersama Alan, pemandian Kraton Sidoarjo Jawa Timur, Senin (18/08/2025). |
Perubahan, bagian sunnatullah. Awalnya, kita dilahirkan, balita, remaja, dewasa dan akhirnya menua.
Dalam setiap langkah dan aktitifitas kita, perubahan demi perubahan akan menyertai. Justru jika tidak ada perubahan kearah yg lebih baik, termasuk orang yang merugi.
Begitupula kondisi setiap pribadi seseorang, akan mengalami perubahan, gejolak-gejolak akan terus terjadi menanggapi setiap perubahan.
Sebagaimana hadits berikut ini:
مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ
Artinya :
Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka) (HR Al-Hakim).
Perubahan demi perubahan tetap menjadi bagian yang tak terelakkan, tinggal bagaimana kita mengambil peran dalam perubahan itu sendiri.
Namun perubahan yang diharapakan oleh Rasulullah saw adalah perubahan yang membawa keberuntungan, perubahan yang membawa peningkatan kualitas amal kebaikan (ibadah) yang kita lakukan. Karena sejatinya manusia diciptakan di dunia ini tiada lain untuk beribadah kepada-Nya.
Allah SWT memberikan karunia kepada setiap hamba-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Mukjizat, dikaruniakan kepada manusia yang dipilih-Nya, yakni para Nabi dan Rasul. Irhas, dianugerahkan kepada calon Nabi dan Rasul.
Karamah, dikaruniakan kepada Para wali Allah. Ma'unah, dikarunikan kepada orang-orang yang beriman. sedangkan istidraj, diberikan kepada orang-orang yang sesat seperti Fir'aun dan Dajjal.
Salah satu diantara wali Allah SWT yg dipilih-Nya adalah Sahl Bin Abdullah At-Tustari, dilansir dari NUonline. Fariduddin Attar dalam kitab Tadzkirah al-Auliya’, menceritakan Imam Muhammad Sahl bin Abdullah al-Tustari (w. 283 H), seorang sufi besar asal Tustar yang ditanya tentang karamahnya dapat berjalan di atas air.
Sekumpulan orang bertanya kepadanya: “Benarkah kau dapat berjalan di atas air? ”
Imam Sahl menjawab: “Tanyalah pada muadzin itu. Dia orang yang jujur perkataannya.”
Mereka bertanya pada muadzin itu.
Kemudian muadzin itu menjawab: “Aku tidak tahu soal itu, tetapi aku melihatnya jatuh ke dalam kolam. Andai saja aku tidak ada dan melihatnya tenggelam, ia telah mati di dalam kolam.”
Imam Abu Ali al-Daqqaq rahimahu Allah berkomentar: “Sahl adalah shahibul karamah, hanya saja ia menyembunyikannya dari manusia.”
(Fariduddin Attar, Tadzkirah al-Auliya’, alih bahasa Arab oleh Muhammad al-Ashiliy al-Wasthani al-Syafi’i (836 H), Damaskus: Darul Maktabi, 2009, hlm 330).
Kisah di atas mengutarakan kerendahan hati (tawadlu’) Imam Sahl bin Abdullah al-Tustari. Ia menyuruh orang-orang itu bertanya kepada seorang muadzin masjid. Muadzin itu menceritakan bahwa beberapa hari yang lalu Imam Sahl hampir mati tenggelam di kolam. Jika tidak ada dirinya yang menolong, mungkin saja ia telah meninggal.
Imam Sahl tidak gengsi dan takut derajatnya turun. Ia tidak mempermasalahkan jika kewaliannya diragukan, barangkali itu yang diinginkannya.
Jikapun nantinya semua orang memandangnya sebelah mata, ia tidak akan perduli. Baginya, Allah adalah segalanya. Sayangnya, wali-wali Allah itu memiliki hati seluas samudera dan sebersih udara surga.
Seberapa sering mereka menjauhkan diri dari pujian, bahkan terkadang melakukan hal-hal yang menjatuhkan kemuliaan mereka sendiri dengan sengaja. Hati mereka selalu tergerak untuk menolong sesama, berbuat baik tanpa maksud dan tujuan tertentu.
Apa yang Allah anugrahkan pada Wali-Wali Allah SWT. Itu, tiada lain karena beliau-neliau menjalani kehidupan dengan Ikhlas. Keikhlasanya berwujud kebaikan Kebaikan natural hasil dari penjernihan hati tanpa henti dan taqarrub kepada Ilahi. Akibatnya, pandangan jelek orang-orang kepadanya, berangsur-angsur berubah menjadi kekaguman lagi.
Terkait dengan Ikhlas, dalam Kitab At-Tibyan Fii Adabi Hamalatil Qur'an. Syaikh Sahl At-Tustari berkata, "Orang-orang Cerdas pernah merenungi tentang penafsiran kata Ikhlas, namun mereka tidak menemukan selain definisi berikut : disaat diam dan geraknya seseorang, disaat tersembunyi atau terang-terangan, ada orang lain atau tidak. Yang ia lakukan hanya karena Allah SWT semata. Tidak mencampuri keadaanya itu oleh sesuatu apapun, tidak oleh nafsu, tidak oleh hasrat keinginan dan tidak pula oleh keduniawian ". (zn)
![]() |
Dokumen : Pembiasaan sejak dini beraktifitas pagi dengan membersihkan jalan perumahan |
Waktu pagi merupakan waktu yang berkah, hidup yang membawa kenerkahan adalah hidup yang senantiasa membawa kebaikan, dan kebaikannya cederung bertambah, dan mampu dirasakan kemashlahatanya bagi dirinya maupun orang lain.
keberkahan waktu pagi, khususnya dalam mengawali aktifitas disebut oleh Allah swt pada salah satu firman-Nya.
وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang." (QS Ali Imran [3]: 121)
Waktu pagi adalah momen paling berkah yang apabila seorang melewatkannya begitu saja maka ia akan kehilangan banyak kebaikan.
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, Nabi shallallhu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dua rakaat sholat Fajar (sebelum Subuh) lebih baik dari pada dunia dan seisinya." (HR Muslim)
Ketika Rasulullah pulang sholat Shubuh dari Masjid Nabawi, beliau menasihati putrinya Fathimah Az-Zahra radhiyallahu 'anha.
Beliau bersabda: "Wahai anakku, bangunlah. Saksikanlah rezeki Tuhan-mu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai, karena Allah memberi rezeki kepada hamba-Nya antara terbit fajar dengan terbit matahari." (HR Imam Ahmad dan Al-Baihaqi)
Rasulullah SAW sangat menaruh perhatian di waktu pagi hingga beliau memanjatkan doa kepada Allah:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
"Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya."
Waktu pagi, waktu yang menggoda untuk merebahkan anggota badan, tidur, bermalas-malasan. Apalagi momen puasa Ramadhan, waktu pagi seakan menjadi waktu yang tepat untuk "balas dendam " karena malamnya habis untuk beribadah.
Aktifitas apapun itu, semoga kita semua dalam kehidupan kita senantiasa diliputi keberkahan kemaslahatan bagi sesama Makhluq-Nya. Amiin
Allohu A'lam
![]() |
Dokumen : Dik Nuha (4) belajar puasa dan menyiapkan menu favoritnya sendiri |
Ramadlan bulan yang penuh berkah, keberkahanya dirasakan oleh siapapun yang diberikan oleh Allah kesempatan berjumpa pada bulan ramadlan.
Mulai dari semangat umat Islam dan kualitas-kuantitas ibadah yang meningkat, geliat perekonomian umat terasa setiap menjelang berbuka, lantunan ayat suci Al-Qur’an berkumandang menambah suasana syiar islam sangat terasa, dan anak-anak bersuka cita menjalani malam-malam dibulan ramadlan.
Puasa dibulan Ramadhan merupakan amalan wajib yang dilaksanakan setiap muslim dan Baligh yang beriman kepada Allah swt. kewajiban menjalankan puasa ini tidaklah mudah, membutuhkan proses pembiasaan.
Jika sejak kecil belum pernah belajar berpuasa,
maka kelak saat dewasa akan kesulitan dan berat menjalankan ibadah puasa.
Walaupun tidak wajib, Puasa bagi anak-anak sangat dianjurkan dan perlu dibiasakan sejak dini agar kelak anak-anak terbiasa dan mampu merasakan suka dukanya berpuasa.
Tidak ada kata terlambat dan takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena
harus berlapar-lapar dan dahaga. pembiasaan menahan diri memang sulit, tapi membutuhkan latihan yang intensif
menjalankan ibadah puasa bagi anak di bulan Ramadhan.
Tips sekaligus dijadikan Pembelajaran bagi anak melaksanakan ibadah puasa dapat diajarkan dengan berbagai cara agar bisa menjalankan puasa, diantaranya:
Ajari anak-anak Berpuasa Secara Bertahap
Terutaman pada anak yang masih berusia 4 sampai 6 tahun, berikan kesempatan anak berpuasa sampai setengah hari (dhuhur), kemudian berpuasa lagi, mulai jam 13.00 sampai ashar dilanjutkan berbuka puasa.
Beri Anak Support dan Hargai Usaha Anak Berpuasa
Sekecil apapapun usaha anak dalam berpuasa, berikan apresiasi berupa pujian secara lisan disaat anak mampu menjalani sampai waktu berbuka sesuai dengan tahapanya.
3. Jangan Paksa Anak untuk Berpuasa Penuh
jika anak sudah berpuasa setengah hari, berikan kesempatan kepada anak untuk
berbuka dan menyampaikan pendapatnya terkait perasaanya saat berpuasa.
dengarkan dan perhatikan pengalaman anak saat menjalani puasa, beratkah, ringankah,
senang atau sedih. kalaupun misalkan anak merasa keberatan, jangan dipaksakan
untuk meningkatkan levelnya.
4. Memberikan pemahaman berpuasa
Disaat merasakah suka-dukanya dalam berpuasa,
berikan tanggapan positif pada anak, dan tanamkan pemahaman-pemahaman sederhana
terkait puasa, hikmah dan manfaat berpuasa serta keuatamaan-keutamaan
orang-orang yang berpuasa.
5. Berikan menu favorit
Menu
Favorit yang diberikan tidak harus sesuatu yang mewah dan mahal. hidangkan menu
favorit sesuai dengan kemampuan orang tua. terpenting dari menu yang disajikan
adalah menu yanag disukuai oleh anak, bukan berdasarkan kesukaan orang tua dan
sajikan dengan cara yang berbeda.
6. Ciptakan suasana menyenangkan saat puasaa
Bagi anak-anak, apa yang dialami saat ini akan senantiasa dirasakan pengalamanya sampai kapanpun, bahkan kenangan itu akan dirasakan sampai dewasanya. maka ciptakan suasana yang berbeda dengan bulan-bulan lain selain bulan Ramadhan. mulai dari suasana lingkungan rumah, kebiasaan didalam rumah dan aktifitas-aktifitas harian yang biasa dilakukan sehingga anak akan terasa nyaman, Bahagia dan rindu akan suasana Ramadhan.
Masih ada waktu sisa-sisa Ramadhan, berikan kesempatan dan motivasi pada anak sehingga ibadah puasanya tuntas, amal solihnya lebih berkualitas. Allohu A’lam.Dalam sebuah riset oleh para ahli kepengasuhan anak baru-baru ini menunjukkan, lebih dari sepertiga orang tua merasa sibuk sepanjang waktu dengan berbagai pekerjaanya, bahkan ketika dirumah, HP, komputer, laptop atau tugas-tugas kantor masih menyertai.
Walau di rumah, mereka disibukkan dengan aktifitas-aktifitas pekerjaan atau hanya sekedar bermain HP, padahal anak-anak bermain di dekat orang tua.
Sebagai orang tua, jika menunggu luang, menentukan waktu kosong untuk anak rasanya akan sangat sulit, dan menunggu waktu lama.
Waktu, bagi orang tua untuk anak dan meluangkan untuk kebutuhan diri sendiri sudah seharusnya mendapatkan perhatian penuh, terutama pada anak.
Jika anak-anak merasa waktunya kurang mendapatkan perhatian penuh dari orang tua, ia akan mencari cara lain agar mendapatkan perhatian pada orang tuanya, munculnya perilaku kurang baik, dan berulah merupakan tanda umum tidak adanya perhatian positif yang memadai dari orang tua.
Erica Reischer, Ph. D. Memberikan pesan bagi orang tua yang merasa sibuk, "Sudah saatnya kita belajar mencermati jadwal atau aktifitas harian kita, Periksalah".
Identifikasi setiap harinya waktu yang efektif bisa membersamai anak-anak, meskipun hanya 5 menit. Bila anak lebih dari satu, bisa meluangkan waktu bersama, atau menggilir waktu yang ada untuk bergantian memberikan waktu spesial, atau bergantung kondisi dirumah.
Kalaupun pekerjaan itu sulit ditinggalkan, cek ulang dan cari kembali waktu yang benar-benar bisa digunakan secara rutin membersamai anak-anak dan hormati jadwal kebersamaan itu seakan-akan akan bertemu dengan atasan atau tamu penting dalam pekerjaan kita.
![]() |
Foto : Pondok Pesantren Modern Amantus Salam Wonosalam Jombang |
#Parenting #WashoyAba
![]() |
Naruto Uzumaki [Naruto.fandom] |
Naruto, serial manga karya Mashasi Kishimoto yang diadaptasi menjadi serial anime menceritakan tentang kisah kehidupan tokoh utamanya, Naruto Uzumaki. Sosok anak (ninja) yang hiperaktif, periang, semangat, dan ambisius dalam meraih apa yang didambanya yakni mendapatkan gelar Hokage. Hokage merupakan gelar bagi pemimpin dan ninja terkuat di desanya yaitu desa Konoha.
Awalnya saya hanya iseng melihat film ini, karena anak saya setiap hari nonton. jika sudah nonton semua terasa tidak berguna, ia fokus dan tidak jarang saat saya memanggilnya tidak didengar. tidak seperti biasa, ia termasuk anak yang penurut dan sat-set saat dipanggil, disuruh apapun, terkecuali saat nonton Naruto.
Saya menyadari, seiring berjalanya waktu dan bertambahnya usia, anak saya pastinya bertambah pula pengetahuan, keinginan, hobi dan pengalamanya. apa yang ia lihat, terkadang dihubung-hubungkan dengan pengetahuan yang selama ini ia dapat. pengetahuan bisa ia dapatkan darimana saja. Dari televisi, buku, sekolah, teman dan lingkungan.
Salah satu yang mempengaruhi alam pikiranya (pengetahuan), Naruto. setiap saat, diwaktu luangnya yang bisa ia ceritakan lebih banyak tentang Film Naruto. Tokoh-tokohnya dikisahkan dengan detail, bahkan karkater masing-masing serta musik yang akan mengiringi tokoh-tokoh dalam anime, ia hafal.
Bahaya, gumam dalam pikiran. saya harus bisa masuk pada alam sadarnya melalui kisah-kisah yang ia ceritakan, mengubah pengetahuan yang ia dapatkan menjadi pengetahuan yang bermanfaat dan berguna bagi pemahaman agama dan kehidupanya sehari-hari. akhirnya saya sering menemaninya atau dalam kesendirian nonton dan membaca anime ini versi web. tiada lain, agar bisa mengimbangi pembicaraanya, menanamkan nilai-nilai positif yang terkandung didalamnya dan memberikan pengetahuan tambahan agar ia mampu menyerap informasi dalam film itu menjadi informasi yang menguatkan jati dirinya.
Hal positif yang bisa saya dapatkan dan tanamkan pada anak saya melalui manga Naruto, jadilah orang yang percaya diri pada kemampuan diri sendiri.
Setiap orang diberikan oleh Allah swt. keistimewaanya masing-masing (chakra). jika ia mampu mengelola chakra (kekuatan diri, dalam Naruto) yang tependam dalam dirinya dengan baik, maka ia mampu mengoptimalkan chakranya itu dengan maksimal, dengan cara belajar, berlatih dengan sungguh-sungguh dan dibimbing oleh guru.
Guru, bisa berwujud fisik maupun non fisik. Guru berwujud fisik adalah guru yang membimbing saat disekolah, memberikan nilai raport dan mengevaluasi rutin perkembangan pengetahuan kita. Dalam anime Naruto diantara gurunya adalah Hiruzen Sarutobi dan Jiraiya.
Guru non fisik, adalah guru-guru ruhani yang membimbing seseorang dalam menempuh jalan "kebenaran", salah satu guru ruhani Naruto, Minato Namikaze yang tiada lain adalah ayahnya sendiri yang sudah meninggal saat Naruto masih bayi demi melindungi Desa Konoha dari serangan Kurama.
Naruto, dalam serial manga ini sangat menginspirasi jika dilihat dari sisi positifnya, tentu ada hal yang perlu diluruskan disesuaikan dengan nilai-nilai etika (akhlaq). Tinggal kita sebagai orang tua, harus senantiasa berupaya mendampingi buah hati, tanpa harus menggurui, tapi menyertainya, membimbingnya, dan menunjukkan melalui alam bawah sadarnya agar semua berubah secara alami dan merasuk dalam hati nilai-nilai kebaikan yang baik. Allahu A'lam.
![]() |
Dokumen : bersama coach sahid dalam kegiatan Jambore OPOP Jatim 2023 di Kota Pasuruan |
Kita banyak belajar dari orang-orang yang ada di sekitar kita, namun kita juga harus jujur pada diri sendiri, bahkan kadang kita tidak mau belajar dari diri kita sendiri.
Yang dilihat, apa yang ada luar kita. Akhirnya membandingkan diri sendiri dengan orang lain, alih-alih membuat diri semakin termotivasi untuk maju dan optimis meraih apa yang ingin diraih. Malah mengkerdilkan diri, merasa kalah dan tidak mau berjuang.
Belajar dari diri sendiri, berusaha memperbaiki diri dari hal yang kecil yang ingin dirubah memulai dari dirinya sendiri.
Misal yang selama ini belum bisa mendisiplinkan diri mulai belajar disiplin. Bisa diawali dari disiplin dalam sholat atau hal-hal sederhana yang mampu merubah dari hal yang tidak baik menjadi hal yang lebih baik, namun semua diawali dari diri sendiri.
Bulan Juni, bulannya bung Karno (Ir. Soekarno) , presiden pertama negara tercinta, Indonesia.
Disebut bulan bung karno, karena di bulan ini, tepatnya 1 Juni 1945 bung Karno memperkenalkan 5 Sila Dasar Negara, Pancasila.
Selain itu, Bung karno lahir pada 6 Juni 1901 di Blitar dari pasangan Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai . Beliau Wafat pada 21 Juni 1970 di RSPAD Gatot Subroto, pemakaman beliau di Kota Blitar Jawa Timur.
Ungkapan yang masyhur dari bung karno, "Bangsa yang besar, adalah bangsa yang mampu menghargai jasa pahlawan nya".
Mengenalkan sejak dini pada para pahlawan perintis negeri ini InsyaAllah akan mampu menumbuhkan anak-anak rasa cinta pada Negaranya dan orang-orang yang berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan negeri ini, termasuk pada bung Karno.
Sosok bung Karno, yang menjadi tauladan bagi generasi adalah penghormatan beliau pada para ulama dan senantiasa memohon do'a restu pada orang tua, terutama pada ibu agar keberkahan dan kesuksesan mampu diraih.
Blitar, Jumat, 30/06/2023.
Peringatan Hari raya Idul Kurban adalah ibadah yang dilakukan dengan menyembelih hewan kurban seperti sapi, kambing, atau domba, sebagai bentuk penghormatan kepada Allah SWT. Ibadah kurban ini dilakukan sebagai tindakan ibadah yang menggambarkan kesediaan dan pengabdian seorang Muslim kepada Allah.
Kurban juga mencerminkan kesadaran dan rasa syukur umat Muslim terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah dalam kehidupan mereka. Sebagaimana firman dalam Q.S Al-Kautsar [108]: ayat 2;
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Artinya:
"Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah."
Pelaksanaan Ibadah kurban memiliki dasar hukum yang kuat dalam Islam. Hal ini didasarkan pada Al-Qur'an, di mana Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk mengurbankan putranya, Ismail AS, sebagai ujian kepatuhan dan pengabdian.
Nabi Ibrahim adalah Sosok ayah yang sabar dan senantiasa ta'at pada perintah Allah swt, kesabaranya dalam membina keluarga, sehingga kisahnya diabadikan oleh Allah swt dalam Al-Qur'an, agar mamou ditauladani, khususnya Pendidikan dalam keluarga. dimana setiap tahunya selalu diingat dan di rayakan, namun sering kali terlupakan.
Oleh sebab itu, marilah kita bersama merenungi (mentadaburi), belajar dan mentauladani kisah nabi Ibrahim dari Nabi Islami as. agar kita mampu mengambil pelajaran dalam membina putra / anak keturunan yang senantiasa patuh dan sholih.
Nabi Ibrahim AS selain sebagai rasul juga merupakan sosok ayah yang mampu menjadi tauladan dan kebanggaan bagi putranya, bagaimana kisahnya?
Lama Nabi Ibrahim mengharapkan kehadiran seorang anak dari Rahim istri beliau, Siti Sarah. namun tidak diberikan anugrah oleh Allah swt. Akhirnya, atas izin Siti Sarah. Beliau menikah dengan seorang budak, Wanita sholihah, berakhlaq mulia yang bernama Siti Hajar. Dari Siti Hajar inilah. Nabi Ibrahim as mendapatkan putra pertama yang Bernama Nabi Ismail as.
Dalam kisahnya, bahwa Saat istri beliau (Siti Hajar) sedang mengandung, Nabi Ibrahim senantiasa memohon kepada Allah agar diberikan karunia anak yang sholih sebagaimana dalam QS. As-Saffat Ayat 100
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ
Artinya : "Dia berdoa kepada Allah, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk golongan orang yang saleh dan taat menjalankan perintah-Mu dan membela agama-Mu.”
Di Saat Nabiyullah Ismail as telah lahir, beliau menempatkan istri dan anak beliau di tempat yang tepat agar kelak ia tumbuh menjadi pribadi yang kokoh-kuat dalam ketauhidan serta berakhlaqul karimah dengan melaksanakan Sholat. Dimana saat itu Nabi Ibrahim menempatkan istri beserta putra beliau Nabi Ismail, yang masih belia. Ditempatkan di tempat yang awalnya tandus, kering tanpa penghuni yakni baitullah. Sebagaimana dalam QS Ibrahim [14]: 37 :
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى
بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ
فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ
لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Artinya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya
aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami
(yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati
sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Peristiwa agung, yang sampai saat ini diingat dan menjadi Syariat, dimana Nabi Ibrahim AS sungguh aman santun dalam bertutur kata (Komunikasi) dengan Nabi Ismail, demokratis dalam mengambil sikap saat mendapatkan ujian, yakni saat penyampaian kabar perintah penyembelihan putra tercinta, Nabi Ismail AS. Dan sunggung menakjubkan jawaban Nabi Ismail atas perintah penyembelihan tersebut. peristiwa yang mengharukan itu, diabadikan oleh Allah swt dalam Q.S As-Saffat Ayat 102
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ
إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ
يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Nabi Ibrahim, Nabi Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Setelah Nabi Ismail mulai mengerti dan beranjak besar, Nabi Ibrahim AS, tidak hanya mengajarkan Akhlaq dan Aqidah pada Nabi Ismail dengan tutur kata, namun belau juga memberikan tauladan berupa perilaku yang baik (uswah Hasanah) pada putra beliau, bahkan kepada kita,sebagaimana firman Allah swt dalam QS Al-Mumtahanah Ayat 6 :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ ۚ وَمَن يَتَوَلَّ فَإِنَّ
ٱللَّهَ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ
Artinya: Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dialah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji.
Tidak hanya berupa tutur kata, uswah hasanah, Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah swt. Termasuk dalam menjalankan amal-amal kebaikan. Nabi Ibrahim As senantiasa menyertai-membersamai Nabi Ismail AS seraya berdoa memohon kebaikan-kebaikan kepada Allah swt. sebagaimana saat nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail membangun pondasi ka’bah. Yang kemudian diabadaikan dalam QS . Al-Baqarah ayat 127
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِۦمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"
Dalam waktu-waktu tertentu, Nabi Ibrahimpun senantiasa mendoakan kebaikan untuk anak keturunan beliau, agar senantiasa diberikan petunjuk oleh Allah swt menjalankan amal ibadah yang benar, dengan menyerahkan sepenuhnya akan masa depan dzurriyah (keturunan) beliau kepada Allah swt (Tawakkal), sebagaimana QS. Al-Baqarah 128
رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ
لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ
عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Dalam kehidupan sehari-hari, nabi Ibrahim AS senantiasa memberikan nasihat-nasihat, washoya-washoya kepada putra-putra beliau. Agar mereka teguh dan kuat menjalankan agama Allah swt. Sebagaimana dalan QS. Al-Baqarah 132 ;
وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبْرَٰهِۦمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَٰبَنِىَّ
إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Artinya: “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
Dalam beberapa kisah Nabi Ibrahim tersebut, dapat kita ambil ibrah, terutama dalam membina keluarga;
Semoga dengan tulisan ini mampu memberikan manfaat dan maslahat bagi kita semua khususnya bagi penulis dalam mendidik anak, dan semoga putra-putra kita serta anak keturunan kita menjadi anak-anak yanga sholih-sholihah, anak yang senantisa menyertai, membimbing kita disaat kita sudah berusia senja bahkan saat sakaratul maut kita dituntun anak-anak kita dengan mengucapkan kalimat thoyibah, Laailaaha Illah hingga kita Kembali kepada Allah dalam keadaan husnul Khotimah, Amiin Allohumma Amiin.
![]() |
Dokumen keluarga: Dinoyo-Malang, Mei 2023 |
Menyikapi dan menghadapi anak yang memiliki prilaku "berbeda" dengan anak yang lain perlu pendekatan khusus, dan orang tua harus siap dengan kondisi yang ada.
Anak yang memiliki prilaku berbeda, bisa jadi karena itu sudut pandang penilaian orangtua yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang selama ini ia pahami. Bagi anak, apa yang ia lakukan bisa jadi itu hal yang biasa, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.
Maka bagi orang tua harus bersabar memberikan pemahaman agar anak tahu bahwa apa yang ia lakukan kurang baik, sehingga ia memiliki prilaku yang berbeda dengan anak pada umumnya.
Anak dengan prilaku yang berbeda bukan berarti berkonotasi negatif, ada saatnya hal itu terjadi karena akan menambah pengetahuan sehingga ia bisa lebih kreatif, pengalaman berharga akan ia dapatkan berawal dari sebuah kesalahan atau bahkan keberhasilan.
Melakukan pendekatan pada anak membutuhkan cara unik, tidak bisa disama ratakan persis dengan pengetahuan yang kita miliki atau perlakuan yang sama untuk semua anak.
Inilah anugrah yang luar biasa dari Allah kepada orangtua, agar ia bisa menjadi orang tua yang lebih sabar tabah, Amiin.
Sesuatu yang bermakna bagi anak-anak akan sulit dilupakan dalam ingatanya.
Kebermaknaan merupakan suatu aktifitas yang akan membawa pengalaman baru bagi anak-anak yang akan sulit dihilangkan, bahkan menumbuhkan pengetahuan baru dalam dirinya. sesuatu yang bermakna terkadang membawa kesan tersendiri dalam ingatan mereka.
Sesuatu yang bermakna dimata anak-anak tidak hanya hal-hal yang menyenangkan, sesuatu pahit dan menyakitkan dirasakan anak pun akan mendatangkan pengalaman yang bermakna bagi anak.
Kebermaknaan akan hadir jika aktifitas itu melibatkan orangtua dan anak, jika aktifitas itu disukai oleh anak, ini menjadikan ia merasa nyaman, dan rasa percaya diri akan tumbuh. atau suatu pengalaman pahit (menyakitkan) yang dialami dan dirasakan oleh anak kemudian orang tua hadir menyertainya, berempati dan terlibat secara sadar mendengarkan keluh kesahnya akan membuat mereka semakin teguh, dan insyaallah akan membekas dalam diri mereka.
Hal kecil yang bisa dilakukan orangtua pada anak-anak agar mampu menyerap suatu peristiwa lebih bermakna bagi anak-anak adalah dengan membiasakan membersamai anak-anak, mengajak berdialog dan merefleksikan bersama agar anak bisa mengambil suatu ilmu dari kejadian yang mereka alami, atau orang tua bisa mengajaknya melakukan aktifitas yang menimbulkan empati, misal membersihkan lingkungan rumah dengan mengambil sampah dedaunan yang berserakan, pembiasaan melakukan amal sholih walau bersifat kecil akan menumbuhkan dalam diri anak menjadi pribadi yang peka dan mampu menyerap nilai-nilai yang bermakna bagi mereka.
Membiasakan mengucapkan terimakasih, membiasakan bersedekah pada fakir-miskin atau orang-orang yang memiliki kekurangan juga bisa dilakukan orangtua bersama anak, kegiatan sederhana yang mampu menumbuhkan nilai kebermaknaan pada anak.
Intinya, setiap tindakan apapun berikanlah perhatian khusus, terutama hal-hal yang positif (kebaikan), beri apresiasi, tidak harus dengan hadiah materi tapi ucapan terimakasih, senyum manis dan pelukan atau eksperi yang lain, yang mampu di pahami oleh anak, bahwa cara yang orang tua lakukan benar-benar dipahami oleh anak.
Ibarat menanam tanaman berbuah, jeruk, dll. Petani harus bersabar merawatnya dengan memberi pupuk, dihindarkan dari hama penyakit, disiram jika layu, diberi obat agar berbuah.
Begitupun saat membersamai anak-anak, perlu kesabaran lebih agar ia tumbuh menjadi pribadi yg baik, berilmu, berpengetahuan dan harapanya kelak ia menjadi manusia yang berakhlaq mulia.
Itulah buah dari tarbiyah pada buah hati, yang suatu saat ia akan mengirimi kita pahala (doa) saat kita tiada, menjadi penyejuk hati disaat kita sudah berusia senja, bahkan sudah tiada.
Dengan senantiasa mendo'akan kita;
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa
Artinya: "Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil"
#parentingislami #bilhikmah #washoya #aba
"Pertanda seseorang mendapatkan hidayah dan karunia, ia bisa merasakan hadirnya kenikmatan saat melaksanakan ibadah. Baik ibadah sunnah maupun wajib.
Maka disaat ia merasakan kenikmatan, teruskan dan istiqomahkan mengamalkan amal ibadah jika itu berupa dzikr atau ibadah sunna, Tambah lagi, sesuai kekuatan jangan dikurangi". Dawuh Almaghfurlah KH. Jamaludin.
Sebagai manusia, seringkali nikmatnya ibadah yang kita rasakan silih berganti. Kadang nikmat sehingga terasa ringan mengamalkan ibadah, terkadang berat saat mengamalkan ibadah karena rasa malas menghampiri.
Keadaan semacam ini jangan sampai membuat seseorang kalah dengan hawa nafsu, atau bahkan mengikutinya. Tetaplah bertahan dengan amalan yang sudah dilaksanakan secara istiqomah, walau hanya sedikit.
Sedikitnya amal yang dilakukan secara istiqomah itu bisa menghadirkan cintanya Allah SWT. Pada hamba-Nya.
Sebagaimana ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.
Banyaknya amal bukan menjadi satu-satunya amal ibadah itu mendatangkan cinta-Nya, tapi keistiqomahanlah yang menjadikan seseorang itu meraih cinta-Nya.
Penanaman nilai-nilai agama sejak dini pada buah hati tidak hanya kita mengantarkan mereka ke lembaga-lembaga pendidikan agama semata,
Tapi bagaimana kita berusaha mengenalkan mereka bahwa dengan beragama orang akan bisa memandang keindahan dunia dari berbagai sudut pandang.
Mengajak mereka tidak hanya ke tempat-tempat yg bernuansakan agama, tapi memperkenalkan mereka bahwa ada "dunia" lain yg perlu kita kenalkan, dengan berbagai macam perbedaanya.
Ciptaan Allah SWT. Sesungguhnya tidak hanya yg baik-baik saja menuru pandangan kita sebagai orang dewasa, tapi hal yg "buruk" pun sesungguhnya adalah ciptaan Allah SWT.
بِسْمِ الله مَاشَاءَ الله لاَ يَسُوْقُ الْخَيْرَ إِلاَّ الله.
بِسْمِ الله مَاشَاءَ الله لاَ يَصْرِفُ السُّوْءَ إِلاَّ الله.
بِسْمِ الله مَاشَاءَ الله مَاكَانَ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ الله.
بِسْمِ الله مَاشَاءَ الله لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله.
Dengan menyebut nama Allah, apa saja yang dikehendaki oleh Allah, tidak ada yang dapat mendatangkan sesuatu kebaikan melainkan Allah.
Dengan menyebut nama Allah, apa saja yang dikehendaki oleh Allah, tidak ada yang dapat mengalihkan suatu keburukan kecuali Allah.
Dengan menyebut nama Allah, apa saja yang dikehendaki oleh Allah, apa saja nikmat maka ia adalah dari Allah .
Dengan menyebut nama Allah, apa saja yang dikehendaki oleh Allah, tidak ada kekuatan melainkan dengan idzin Allah.
#washoyAba #parenting #bilhikmah
Setiap orang yg hidup pastilah memiliki harapan-harapan, baik yang ia tuliskan atau hanya mengawang dialam pikiran.
Ada yang optimis dalam meraihnya, sehingga ditulis di status media sosialnya, direncanakan dalam buku-buku harianya dan dirancang sedemikian rupa agar mampu diwujudkan.
Atau bahkan ada yang Menulis harapan-harapan dalam lubuk hatinya yang paling dalam, disimpan rapi dalam alam pikiranya dan dikeluarkan sedikit demi sedikit berupa tindakan-tindakan nyata.
Semua itu baik, dan setiap orang memiliki caranya Masing-masing bagaimana ia mewujudkan harapan-harapanya.
Namun yang paling penting dari keduanya, sertai dengan iringan do'a, tawakkal dan berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dalam mewujudkannya.
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
#WashoyAba #parentinglife #bilhikmah
Waktu luang bagi yang sudah berkeluarga akan membawa makna tersendiri dan lebih berarti dibandingkan dengan mereka yang belum berkeluarga.
![]() |
Quality Time: Menikmati Liburan Bersama Keluarga, Tirtasani (27/11/2022) |
Setiap waktu seakan sangat berharga, didalam rumah, lingkungan masyarakat atau bagi kolega-kolega, atau bahkan bagi organisasi dimana ia beraktivitas untuk mengabdikan diri.
Bagi orang tua yang sibuk bekerja, tidak memiliki waktu senggang sedikitpun untuk keluarga perlu bermuhasabah diri. karena sebesar apapun financial yang ia raih, pada akhirnya juga demi keluarga.
Bila tujuan akhir bekerja adalah untuk keluarga, alangkah lebih indahnya jika di sela-sela menggapainya dalam prosesnya sudah dinikmati dan tentu ini tidaklah muda.
Hati yang masih disibukan masalah pekerjaan, walau fisik bersama keluarga pastinya tidak akan mampu menghadirkan suasana nyaman penuh kekeluargaan.
Kunci dari kebersamaan bersama keluarga adalah menghadirkan hati dan pikiran tercurahkan untuk keluarga.
Bagaimana dengan pekerjaan yang masih terngiang-ngiang dipikiran dan hati. Maka tinggalkan sejenak, fokuslah untuk keluarga.
Kalaupun hati dan pikiran tidak hadir bersama, lebih baik ditunda aktivitas liburan yang bersama keluarga. Cari waktu lain yang lebih pas agar kebersamaan itu berkualitas, walau hanya sejenak.
![]() |
Kajian Pagi SMA Surya Buana Malang |
وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَاتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُمۡ بِاِيۡمَانٍ اَلۡحَـقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَاۤ اَلَـتۡنٰهُمۡ مِّنۡ عَمَلِهِمۡ مِّنۡ شَىۡءٍؕ كُلُّ امۡرِیءٍۢ بِمَا كَسَبَ رَهِيۡنٌ
Artinya :
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.
Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan bahwa orang-orang yang beriman yang diikuti oleh anak cucu mereka dalam keimanan, akan dipertemukan Allah dalam satu tingkatan dan kedudukan yang sama sebagai karunia Allah kepada mereka meskipun para keturunan itu ternyata belum mencapai derajat tersebut dalam amal mereka.
Sehingga orang tua mereka menjadi senang, maka sempurnalah kegembiraan mereka karena dapat berkumpul semua bersama-sama. Ketika membaca ayat 21 ini Ibnu 'Abbas berkata bahwa keturunan anak cucu orang-orang beriman akan ditingkatkan oleh Allah swt derajatnya bila ternyata tingkatan mereka lebih rendah dari derajat orang tua mereka. Kemudian Allah swt memberikan gambaran tentang situasi surga penuh kenikmatan seperti tersedianya makanan mereka di dalam surga.
Setiap buah-buahan atau makanan yang mereka inginkan pasti mereka peroleh sesuai dengan selera mereka. Kemudian digambarkan bagaimana mereka hidup senang di sana. Mereka saling berebutan minum, minum tetap dalam kesopanan, berbicara tentang hal lucu, di sana mereka dilayani oleh pelayanpelayan yang sangat ramah dan cantik. Mereka juga membicarakan hal ihwal mereka di dunia dahulu sebelum mereka berada di dalam kesenangan dan kemewahan surgawi.
Diriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda: Apabila seseorang memasuki surga, menanyakan kedua orang tuanya, istrinya, dan anaknya, maka dikatakan kepadanya: "Mereka belum sampai pada derajat dan amalanmu." Maka ia berkata: "Ya Tuhanku, aku telah beramal untukku dan untuk mereka". Maka (permohonannya dikabulkan Tuhan) disuruhlah mereka (orang tua, istri, anak) untuk bergabung dengan dia." (Riwayat Ibnu Mardawaih dan ath-thabrani dari Ibnu 'Abbas)
Ini merupakan karunia Allah swt terhadap anak cucu yang beriman dan berkat amal bapak-bapak mereka sebab bapak pun memperoleh karunia Allah swt dengan berkat anak cucu mereka sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: Sesungguhnya Allah swt niscaya mengangkat derajat seorang hamba, lalu ia bertanya, "Ya Tuhanku, bagaimana aku memperoleh derajat ini?" Allah menjawab, "Kamu memperolehnya sebab doa anakmu." (Riwayat Ahmad dan al-Baihaqi dari Abu Hurairah).
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "Apabila mati seorang anak Adam, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: amal jariah, atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang saleh yang mendoakannya."(Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)
Kemudian pada ayat ini Allah menjelaskan lagi bahwa pahala dari amal saleh para bapak yang saleh tidak dikurangi meskipun kedudukan anak dan isteri mereka yang beriman diangkat derajat mereka menjadi sama dengan suami/bapak mereka sebagai karunia Allah swt.
Pada akhir ayat ini Allah menegaskan bahwa setiap orang memang hanya bertanggungjawab terhadap amal dan perbuatan masing-masing. Perbuatan dosa istri atau anak tidak menjadi tanggung jawab ayah/suami, demikian pula perbuatan dosa agar tidak dibebankan pada anak atau istrinya.
Hal ini perlu ditegaskan bahwa hal itu merupakan prinsip dasar. Tetapi Allah memberi karunia banyak kepada orang tua yang beriman dan beramal saleh dengan menambah kebahagiaan orang tua untuk memenuhi keinginan orang tua berkumpul di surga bersama anak, istri dan cucu-cucunya, selama mereka beriman, meskipun derajat mereka lebih rendah, tetapi Allah mengangkat mereka menjadi sama dengan bapak yang mukmin dan saleh tadi.
Apabila si anak berbahagia masuk surga dan merindukan bersama orang tuanya maka Allah melimpahkan karunia-Nya, mengangkat bapak ibunya yang beriman untuk mendapat kebahagiaan bersama anak mereka di surga.
Karunia Allah yang demikian tidak mengubah prinsip setiap orang hanya bertanggungjawab atas perbuatan masing-masing, meskipun tetap masih ada pengecualian yang lain seperti firman Allah swt:
Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya, kecuali golongan kanan. (al-Muddatstsir/74: 38-39) Setiap orang akan diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya di hadapan Allah swt. Tanggung jawab itu tidak akan terlepas dari mereka kecuali golongan kanan yaitu orang-orang yang berbuat baik. Mereka inilah yang akan terlepas dari tanggung jawab disebabkan oleh ketaatan mereka beribadah kepada Allah swt.
Sumber : kemenag.go.id
Ad Placement
Subscribe di situs ini untuk mendapatkan update berita terbaru