![]() |
Siswa SMP Science Qur'an Al-Irsyad Al-Islamiyah Jember serius menyusun laporan setelah Project Paving Block |
![]() |
Dr. Eni Nuraini, M. Pd. (UPI) memberikan materi dan brifing bapak-ibu guru di SMP Science Qur'an Al-Irsyad Al-Islamiyah Jember |
![]() |
Dr. Eni Nuraini, S. Pd. (UPI), Fasilitator, Guru dan Siswa Kelas 8 A SMP Sains Quran Al-Irsyad Jember |
Permasalahan tersebut diangkat sebagai bentuk empati siswa kelas 8A untuk membuat proyek pembuatan Paving Block.
Tujuannya adalah agar pembelajaran ekskul panahan tetap berjalan dengan lancar dan nyaman, serta membantu petugas kebersihan dalam mengelola sampah plastik. Dengan adanya Paving Block, sekolah pun terlihat lebih bersih, sehat, dan aman dari sampah plastik.
Tahapan Pembelajaran STEM dalam Projek Paving Block
Proyek pembuatan Paving Block ini mengikuti tahapan pembelajaran STEM yang sistematis:
1. Empati (Empathize): Siswa mengidentifikasi masalah, yaitu area latihan panahan yang becek saat hujan dan banyaknya sampah plastik yang berserakan.
2. Definisi (Define): Siswa merumuskan pertanyaan, seperti "Apakah curah hujan yang tinggi mengganggu kegiatan ekstrakurikuler panahan?" dan "Bagaimana cara mengatasi masalah becek di area latihan?"
3. Ideasi (Ideate) : Siswa mencari solusi alternatif, salah satunya adalah membuat Paving Block untuk menutupi area yang becek.
4. Prototipe (Prototype) : Siswa membuat prototipe Paving Block sebagai solusi dari masalah yang dihadapi.
5. Pengujian (Test) : Paving Block diuji untuk memastikan fungsionalitasnya.
6. Presentasi : Siswa mempresentasikan hasil proyek mereka kepada guru dan teman-teman sekelas.
Integrasi Nilai Keislaman dalam Pembelajaran STEM
Sebagai sekolah berbasis Islam, implementasi STEM di Al-Irsyad tidak hanya menekankan pada penguasaan sains dan teknologi, tetapi juga pada pembentukan pola pikir (mindset) siswa yang berlandaskan nilai-nilai keislaman.
"Melalui STEM, dan dikolaborasikan dengan keislaman akan menjadi Ruh dari sains dan teknologi. di dalam Islam disebut dengan Al-Hikmah Lil Muslimin. dengan Hikmah, nilai-nilai keislaman akan menjadi ruh bagi Sains dan teknologi, tidak kering. Sains dan teknologi yang berkembang tidak berbanding lurus dengan nilai-nilai kehidupan dan akhlaq mulia. " ungkap Ustadz Rizqon Muharam, S. PdI., Kepala SMP Science Qur'an Al-Irsyad Al-Islamiyah Jember, yang selalu mendampingi fasilitator STEM.
Walaupun pembelajaran STEM lebih pada nilai-nilai keilmuan yang bersinggungan dengan nilai agama, namun proses penerapan STEM di SMP Science Qur'an Al-Irsyad Al-Islamiyah Jember berbeda, adanya nilai Keislaman dalam pembelajaran. hal ini terlihat dari setiap aktivitas pembelajaran yang selalu diawali dengan berdoa, setiap fase penyelesaian proyek diiringi dengan takbir sebagai penyemangat, dan diakhiri dengan doa serta salim dan salam dengan ustadz dan ustadzah yang hadir.
Dr. Eni Nuraini, M.Pd., dalam refleksi akhir proyek, menyampaikan bahwa pendekatan STEM dalam proses pembelajaran tidak harus menghasilkan produk yang sempurna. "Pendekatan STEM tidak harus menghasilkan produk yang sempurna. Jika ingin sempurna, ya beli saja di pabrik. Tapi dengan STEM, minimal akan terbentuk pola pikir dan menghasilkan pembelajaran yang menarik serta bermakna," tegas Dr. Eni Nuraini.
Membentuk Generasi Cerdas dan Berakhlak Mulia
Dengan mengintegrasikan STEM dan nilai-nilai keislaman, SMP Science Qur'an Al-Irsyad Al-Islamiyah Jember tidak hanya mempersiapkan siswa untuk menjadi ahli di bidang sains dan teknologi, tetapi juga membentuk generasi yang berakhlak mulia dan siap berkontribusi bagi kemajuan umat dan bangsa. (zain)