Bahasa Hati: Langkah Tepat Saat buah Hati Sakit - kangzainfuad.com expr:class='data:blog.pageType' itemscope='itemscope' itemtype='https://schema.org/WebPage'>

Jumat, 11 September 2020

Bahasa Hati: Langkah Tepat Saat buah Hati Sakit

Setiap keluarga memiliki cara tersendiri dalam mengahadapi buah hatinya yang sedang sakit. pastinya, orang tua akan senantiasa berusaha memberikan yang terbaik utuk buah hatinya agar tetap tabah menjalani masa-masa sakitnya, memotivasi agar psikis-fisik tetap kuat, bertahan dalam kondisi apapun.

apalagi jika buah hati itu masih berusia balita, segala jeluh kesahnya hanya terucap melalui rintihan dan tangisan, apa yang menjadi keinginanya tidak mampu terucap dengan kata-kata, orang tua hanya mampu memahami setiap jeritanya menurut persepsi orang tua, bahasa hati.

perlu kejernihan hati dan pikiran agar kita mampu memahami apa yang ia inginkan. tidak cukup dengan himbauan agar buah hati terdiam, malah akan menjerit jika apa yang kita ucapkan membuat buah hati merasa tidak diperhatikan, karena keterbatasan mencerna dan memahami kata-kata yang keluar dari orang tuanya.

Kesamaan pemahaman, menyamakan "sepktrum" bahasa hati, mampu membuka pemahaman antara buah hati dan orang tua, inilah kuncinya.

penyamaan "spektrum" ini menjadi sangat penting agar apa yang kita berikan pada buah hati mampu ia cerna dan pahami,pelayanan dan perhatian akan lebih maksimaldan buah hatipun terasa nyaman.

kesabaran dan keuletan orang tua menjadi jalan agar ia mampu memahami keinginan dengan media penyamaan "spektrum" ini, jika kondisi batin orang tua masih/mudah labil akan terasa sulit menerima sinyal/gelombang suara hati anak. maka langkah-langkah yang harus dilakukan orang tua adalah;

1. Tenangkan pikiran.

Saat buah hati menangis dan meringik sakit, jangan langsung mengambil sikap-tindakan, cukup 1-2 menit untuk menenangkan hati dan pahami apa yang sebenarnya terjadi pada buah hati.

2. Peluk

jika hati masih belum tenang, atau terbawa kesedihan melihat kondisi buah hati, peluklah ia, berikan empati yg tinggi pada buah hati. jika belum bisa dengan ucapan, cukup sampaikan melalui perasaan.

3. Kuatkan hati.

sebagai orang tua harus kuat menerima kenyataan, bahwa segala sesuatu pasti akan mengalai masa-masa tertentu, kadang suka-bahagia, kadang duka-menyakitkan. jangan sampai melihat keadaan buah hati yang sedang bersedih, kita larut dalam kesedihan sampai lupa pada yang maha pencipta.

 يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ تَعَالَى وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ

“Senantiasa cobaan itu menimpa seorang mukmin atau mukminah pada dirinya, anak ataupun hartanya, sampai dia bertemu dengan Allah ta’ala dalam keadaan tidak memiliki kesalahan.” (HR. At-Tirmidzi no. 2399)

dengan mengingat apa yang Allah swt janjikan dan Rasulullah saw ajarkan, insyaallah akan mampu menguatkan hati  dan mampu menerima kenyataan.

4. Berikan Pelayanan Terbaik.

Saat kondisi sudah pasti, buah hati sudah diketahui apa penyebab ia memgalami rasa sakit, maka segera dan jangam ditunda, berikan ia tindakan. tindakan pertama yang bisa dilakukan langsung konsuultasikan kepada orang-orang yang mengerti dan paham penyakit, keadaan buah hati. kesungguhan orang tua dalam memberikan perhatian dan pelayanan akan mampu menjadi motivasi bagi buah hati untuk tetap tegar dan tabah menghadapi ujian yg ia hadapi.

5. Pasrah (Tawakkal dan Berdo'a)

langkah terkahir yang bisa dilakukan orang tua adalah dengan memasrahkan segala upayanya kepada Allah swt. jangan sampai kecintaam kita kepada anak melupakan hakikat anugrah  hadirnya anak ditengah-tengah kehidupan kita dan senantiasa berdoa utk kesembuhanya, sebagaimana Rasulillah saw. pernah bersabda:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ

“Ada tiga doa yang pasti akan terkabul, tidak diragukan lagi: doa orangtua, doa orang yang bepergian, dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Abu Dawud no. 1536).

hanya kepasrahan dan menerima kenyataan yang dialami buah hati dan meneguhkan hati sebagai orang tua melihat kondisi yang ada insyaallah akan mempermudah terbukanya cela "spektrum" hati antara buah hati dan orang tua yang akhirnya akan mengantarkan ketentraman dan ketenangan disaat dalam menghadapi ujian.

Bagikan artikel ini

1 komentar