(masih) Ayyuhal Walad #3
Imam Ghazali berpesan kepada santri beliau;
Dikisahkan, ada seseorang yang bermimpi bertemu dengan Syaikh
Imam Junaid Qoddasallahu Sirrohu setelah beliau wafat. Kemudian orang
tersebut bertanya kepada imam Junaid; “wahai Abal Qosim (sebutan untuk Imam
Junaid) bagaimana kabarmu?, Imam Junaid Menjawab” (( telah sirna semua Ibarat,
telah hilang semua isyarat, dan tiada manfaat semua amal kecuali hanya sholat 2
(dua ) rakaat di tengah malam))”.
*
Yang dimaksud dalam Riwayat tersebut adalah, bahwa apa yang beliau
(imam Junaid) lakukan selama hidup seakan tiada bernilai dihadapan Allah swt.,
justru saat beliau di alam kubur amal yang dinilai oleh Allah swt dan mampu
menemani beliau adalah ibadah dua rakaat ditengah malam, karena beliau
melakukan ini tanpa pamrih apapun terhadap makhluq-Nya, beliau ikhlas melaksanakan
ibaddah sunnah 2 rakaat itu ditengah malam hanya karena Allah swt.
Catatan (Biografi Syaikh Imam Junaid):
Nama Lengkap Syaikh Junaid adalah Al-Junaid bin Muhammad bin
al-Junaid Abu Qasim al-Qawariri al-Khazzaz al-Nahawandî al-Baghdadi al-Syafi'i,
atau lebih dikenal dengan Al-Junaid al-Baghdadî.
Syaikah Junaid Al-Baghdadi merupakan putra Muhammad,
penjual kaca. Ia berasal dari Nahawan, lahir dan tumbuh di Irak. Junaid seorang
ahli fikih dan berfatwa berdasarkan mazhab fikih Abu Tsaur, salah seorang
sahabat Imam Syafi’i. Junaid berguru kepada As-Sarri As-Saqthi, pamannya
sendiri, Al-Harits Al-Muhasibi, dan Muhammad bin Ali Al-Qashshab.
Syiakh Junaid adalah salah seorang imam besar dan salah
seorang imam terkemuka dalam bidang tasawuf. Ia juga memiliki sejumlah karamah
luar biasa. Ucapannya diterima banyak kalangan. Ia wafat pada Sabtu, 297 H.
Makamnya terkenal di Baghdad dan diziarahi oleh masyarakat umum dan orang-orang
istimewa.
Syekh
Ibrahim Al-Laqqani dalam Jauharatut Tauhid menyebut Imam Malik dan Imam Junaid
Al-Baghdadi sebagai pembimbing dan panutan umat Islam.
ومالك وسائر الأئمة
وكذا أبو القاسم هداة الأمة
Artinya,
“Imam
Malik RA dan seluruh imam, begitu juga Abul Qasim adalah pembimbing umat,”
(Lihat Syekh Ibrahim Al-Laqqani, Jauharatut Tauhid
pada Hamisy Tuhfatil Murid ala Jauharatit Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail
Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], halaman 89).
Syekh M
Nawawi Banten juga menyebutkan sejak awal Imam Junaid Al-Baghdadi sebagai
panutan umat dari sisi tasawuf. Menurutnya, Imam Junaid Al-Baghdadi layak
menjadi pembimbing umat dari sisi tasawuf karena kapasitas ilmu dan amalnya.
ويجب على من ذكر أن
يقلد في علم التصوف إماما من أئمة التصوف كالجنيد وهو الإمام سعيد بن محمد أبو القاسم
الجنيد سيد الصوفية علما وعملا رضي الله عنه والحاصل أن الإمام الشافعي ونحوه هداة
الأمة في الفروع والإمام الأشعري ونحوه هداة الأمة في الأصول والجنيد ونحوه هداة الأمة
في التصوف فجزاهم الله خيرا ونفعنا بهم آمين
Artinya,
“Ulama yang disebutkan itu wajib diikuti sebagaimam
perihal ilmu tasawuf seperti Imam Junaid, yaitu Sa’id bin Muhammad, Abul Qasim
Al-Junaid, pemimpin para sufi dari sisi ilmu dan amal. Walhasil, Imam Syafi’i
dan fuqaha lainnya adalah pembimbing umat dalam bidang fiqih, Imam Asy’ari dan
mutakallimin lainnya adalah pembimbing umat dalam bidang aqidah, dan Imam
Junaid dan sufi lainnya adalah pembimbing umat dalam bidang tasawuf. Semoga
Allah membalas kebaikan mereka dan semoga Allah memberikan manfaat kepada kita
atas ilmu dan amal mereka. Amiiin,”
(Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zein,
[Bandung, Al-Maarif: tanpa catatan tahun], halaman 7).
Pandangan
serupa juga dikemukakan oleh Syekh M Ibrahim Al-Baijuri. Menurutnya, jalan terang
dan keistiqamahan Imam Junaid Al-Baghdadi di jalan hidayah patut menjadi
teladan. Ilmu dan amalnya dalam bidang tasawuf membuat Imam Junaid layak
menjadi pedoman.
وقوله كذا أبو القاسم
كذا خبر مقدم وأبو القاسم مبتدأ مؤخر أي مثل من ذكر في الهداية واستقامة الطريق أبو
القاسم الجنيد سيد الطائفة علما وعملا ولعل المصنف رأى شهرته بهذه الكنية ولو قال جنيدهم
أيضا هداة الأمة لكان أوضح
Artinya,
“Perihal
perkataan ‘Demikian juga Abul Qasim’, ‘demikian juga’ adalah khabar muqaddam
atau predikat yang didahulukan. ‘Abul Qasim’ adalah mubtada muakhkhar atau
subjek yang diakhirkan. Maksudnya, seperti ulama yang sudah tersebut perihal
hidayah dan keistiqamahan jalan adalah Abul Qasim, Junaid, pemimpin kelompok
sufi baik dari sisi ilmu maupun amal. Bisa jadi penulis memandang popularitas
Junaid melalui gelarnya. Kalau penulis mengatakan, ‘Junaid juga pembimbing
umat’, tentu lebih klir,”