Menjalankan amal Ibadah (syariah) bagi kita sebagai hamba yang selalu LAPAR dan HAUS akan nikmatnya duniawi bagaikn makanan pokok yang senantiasa dibutuhkan oleh tubuh.
Rasa Lapar dan Haus itu membuat manusia SERAKAH dan MEMAKAN HABIS setiap apa yang dihidangkan, tanpa adanya SELEKSI diri, akhirnya manusia melahap semua menu duniawi tanpa memperhatikan RASA, nikmat atau tidak urusan belakang yang penting KENYANG.
Begitulah ibarat orang yang beribadah tanpa dilandasi Tasawuf.
Ilmu Tasawuf mengajarkan kita ILMU RASA, merasakan berbagai menu duniawi.
Nikmat dan tidaknya menjalani amal ibadah akan bisa kita rasakan.
Nikmatnya beribadah tidak hanya kita rasakan ketika (proses) beribadah, namun nikmatnya IBADAH itupun dapat kita rasakan (setelah beribadah) dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi pengamal ilmu Tasawuf, kenikmatan yang LUAR BIASA ketika beribadah taqarub ilallah (mendekatkan diri) serasa berdialog secara langsung, Nikmat. Kenikmatan itu tak akan mampu dirasakan oleh mereka yang tidak pernah mengamalkan apalagi mempelajari ilmu tasawuf.
Wujud nyata kenikmatan itu, akan tampak dalam tutur kata dan perilaku yang menyejukkan. Keindahan wajahnya seakan memancarkan cahaya, cahaya kedamaian.
Tutur katanya menebarkan wangi kenikmatan surga.
Setiap orang memandangnya, akan mengingat mereka pada Allah swt. dengan dzikrullah.
Itulah sedikit gambaran para pengamal tasawuf.
Semog kita senantiasa didekatkan dengan para 'Alim 'ulama 'Arif billah, para kekasih Allah swt.
Bagi secara Sirr maupun dhohir.
Semoga Setiap langkah kita senantiasa mampu mendekatkan hati kita mencintai Allah swt, menggapai Ridlo Allah swt.
اللهم انت مقصودي ورضاك مطلوب اعطني محبتك و معرفتك
#HWMI
#Ramadlan Mubarak.