Hentikan berita viral tak berujung, men-daur dan men-tasalsulo - kangzainfuad.com

Senin, 15 Mei 2017

Hentikan berita viral tak berujung, men-daur dan men-tasalsulo

Orang sehebat apapun akan hilang ditelan waktu bila dia tidak menulis. Kunci dari menulis adalah mengamati tidak hanya dengan mata tetapi juga dengan hati.

Pembaca pun harus cermat mensikapi berita, apakah layak menjadi berita berkah ataukah berita sampah. Paling tidak harus ada 5W1H; •Who •What •Where •When •Why •How
Who is it about? = tentang siapa?
What happened? = apa yang terjadi?
Where did it take place? = dimana peristiwa terjadi?
When did it take place? = kapan peristiwa terjadi?
Why did it happen? = mengapa hal itu terjadi?
How did it happen? = bagaimana hal itu terjadi?

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
Cukup seseorang itu dikatakan pendusta jika ia mudah menyebarkan setiap berita yang ia dengar.

التَّأَنَّي مَنَ اللَّهِ، وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ
Sikap tenang itu dari Allah Azza wa Jalla, sedangkan sikap tergesa-gesa adalah dari setan.

Dalam suatu riwayat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak menyerang orang-orang kafir Quraisy di Makkah. Akan tetapi berita ini dibocorkan oleh Hathib bin Abi Balta’ah radhiyallahu ‘anhu, secara sembunyi-sembunyi melalui surat yang ia tulis.

Surat itu sampai di tangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Beliau memanggilnya dan bertanya-tanya kepadanya, “Kenapa kau lakukan ini, wahai Hathib?”. Di sini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tergesa-gesa menghukumnya atau langsung membunuhnya disebabkan perbuatan kufur tersebut. Akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyakan terlebih dahulu sebab yang melatarbelakangi perbuatannya itu.
Kemudian Hathib radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Wahai Rasulullah, meskipun aku dekat dengan mereka tapi aku bukan dari mereka. Aku melakukan ini bukan karena aku benci dan keluar dari Islam, akan tetapi aku meninggalkan kerabatku di Makkah. Aku tidak ingin kalau mereka di sakiti oleh orang-orang Quraisy. Aku lakukan ini agar kerabat-kerabatku selamat dari gangguan mereka.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memakluminya. Tatkala Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu meminta izin kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memenggal kepala Hathib, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab.

إِنَّهُ قَدْ شَهِدَ بَدْرًا، وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَكُونَ قَدِ اطَّلَعَ عَلَى أَهْلِ بَدْرٍ فَقَالَ : اعْمَلُوامَا شِئْتُمْ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ
Dia pernah ikut berjihad di Perang Badar, Wahai Umar!. Dan ketahuilah bahwa Allah ketika melihat para pasukan Perang Badar, Dia Azza wa Jalla berfirman, “Lakukanlah apa saja yang kalian mau, maka sesungguhnya Aku telah mengampuni dosa-dosa kalian”.

Semoga Allah  Azza wa Jalla senantiasa memberikan taufiq, hidayah dan i'ayah-Nya kepada kita semua, sehingga mampu menebarkan virus cinta di republik ini. Ikut serta meredam gejolak atas apa yang terjadi di Indonesia. Berkenaan dengan konstalasi politik, permasalahan sosial budaya, konflik di masyarakat dan rasa kebangsaan. Mendorong proses hukum berjalan dengan baik, dalam konsensus. Semua orang ingin ditoleransi, tetapi tidak mentoleransi yang intoleran. Jayalah negeriku Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika.

Sesungguhnya Allah telah menciptakan kita dalam keadaan sama, dari satu asal: Adam dan Hawâ'. Lalu kita dijadikan oleh Allah dengan keturunan, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kita saling mengenal dan saling menolong. Sesungguhnya orang yang paling mulia derajatnya di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kita.

Pemerhati Sosial Media.
Ahmad Sulkhi
blog.dekalita.com

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda