10 MANFAAT LAPAR MENURUT IMAM AL GHAZALI - kangzainfuad.com

Selasa, 16 Mei 2017

10 MANFAAT LAPAR MENURUT IMAM AL GHAZALI


Bagi kaum muslimin lapar dan dahaga merupakan salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena lapar merupakan wujud dari menghinakan nafsu. Sementara nafsu sendiri merupakan musuh yang paling berat bagi manusia.

Lapar yang dimaksudkan di sini tentunya lapar dalam mengerjakan ibadah puasa. Puasa adalah salah satu Rukun Islam yakni  puasa pada bulan Ramadan. Sementara puasa di bulan-bulan yang lain merupakan ibadah sunnat.

Maka dikatakan bahwa puasa merupakan salah satu cara untuk mengalahkan nafsu.
Sesuai dengan sabda Rasulullah Muhammad SAW SAW:
“Perangilah hawa nafsumu dengar lapar dan dahaga, karena sesungguhnya pahala semua itu sama dengan pahala jihad di jalan Allah, dan sesungguhnya tidak ada suatu amal pun yang dicitai Allah daripada lapar dan dahaga.”

Sejalan dengan itu, maka tersebutlah dalam sebuah kitab karangan Imam Al Ghazali diterangkan 10 manfaat menahan lapar dan dahaga, yaitu:

1. Menjernihkan hati, mencerdikkan otak, dan menerangi pengelihatan hati. Sedangkan kenyang menyebabkan kebebalan, membuat hati buta dan mempertebal asap di dalam otak menyerupai kemabukan sehingga memenuhi sumber-sumber pikiran.

Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Hidupkanlah hatimu dengan sedikit tertawa, sedikit kenyang, dan sucikanlah ia dengan lapar maka ia akan bersih dan menjadi lembut.”
“Barang siapa yang kenyang dan tidur maka keras membatu hatinya.”

Abu Sulaiman Ad-Darmi berkata:
“Tetaplah engkau pada lapar, karena sesungguhnya ia adalah menghinakan nafsu, melembutkan hati, dan medatangkan samawi.”

2. Kelembutan hati dan kejernihannya yang menyebabkan hati itu siap untuk menemukan kelezatan ketekunan dan pengaruh manfaat dari dzikir.

Abu Sulaiman Ad-Darmi berkata:
“Apabila hati itu lapar dan haus akan bersemangat dan lembut, dan apabila kenyang akan keras dan membatu.”

3. Merasa kalah dan hina, serta kehilangan kecongkakan, kegembiraan, dan mengkufurkan nikmat, yang semua ini menjadi penyebab penyimpangan dan kelalaian dari Allah SWT.

Perut dan farji merupakan sebuah pintu dari pintu neraka, dan pangkalnya adalah kenyang. Kehinaan dan kekalahan nafsu adalah merupakan sebuah pintu dari pintu surga, dan pangkalnya adalah lapar.

4. Tidak lupa bala Allah dan azab-Nya dan tidak lupa pemilik-pemilik bala. Karena sesungguhnya kenyang membuat lupa pada orang yang lapar dan lupa terhadap lapar itu sendiri.

5. Yang merupakan manfaat terbesar, yaitu mematahkan keinginan nafsu terhadap semua bentuk maksiat dan menguasai nafsu yang selalu mengajak kepada kejahatan. Karena sesungguhnya sumber-sumber maksiat itu adalah kesenangan nafsu dan kekuatan, sedangkan bahan dari kekuatan dan keinginan nafsu itu tidak lain hanyalah makanan-makanan ini.

Aisyah RA berkata:
“Bid’ah yang terjadi pertama kali sepeninggal Rasulullah SAW adalah kenyang. Sesungguhnya kamu itu kenyang perutnya menjadi liarlah nafsunya dalam menghadapi dunia ini.”

6. Menghalangi tidur dan melanggengkan jaga. Karena sesungguhnya orang yang kenyang akan banyak minum, dan orang yang banyak minum akan banyak tidurnyaa. Karena itulah sementara ulama berkata ketika telah dihidangkan makanan, “Hai murid-murid (peminat-peminat akhirat), janganlah kamu banyak makan, tentu kamu akan banyak minum, dan akhirnya akan banyak tidur, dan akhirnya mengalami kerugian yang banyak.”

7. Memudahkan ketekunan dalam beribadah, karena amalan menghalangi berbagai ibadah sebab dia memerlukan waktu yang digunakan makan. Bahkan kadang-kadang memerlukan waktu untuk  membeli makanan dan memasaknya, kemudian memerlukan waktu untuk mencuci tangan dan membersihkan sisa makanan yang ada di celah-celah gigi, akhirnya banyak sekali mondar-mandirnya ke tempat air minum karena banyak sekali minumnya.

8. Orang akan dapat mengambil manfaat dari sedikit makanan, kesehatan tubuh, dan selamat dari macam-macam penyakit.

9. Keringanan biaya hidup, adalah karena orang yang membiasakan makan sedikit, maka cukuplah sedikit harta baginya. sedangkan orang yang membiasakan kenyang maka perutnya menjadi pemilik pemberi hutang yang selalu akan menagihnya dan bertindak mencekik lehernya setiap hari. Perut itu selalu berkata: “ Apakah yang akan engkau makan hari ini?”

10. Memungkinkan orang untuk mengutamakan orang lain dan  bersedekah dengan makanan yang lebih kepada anak-anak yatim dan orang-orang yang miskin, lalu berada di bawah naungan sedekahnya kelak di hari kiamat, sebagaimana telah diterangkan di dalam hadis. Semua yang dimakannya simpanan kekayaannya adalah kakus dan semua yang disedekahkannya adalah pahala Allah SWT.

( Imam Al-Ghazali, “Rahasia Mengenal Nafsu dan Menjaganya” , hal 26-43 )

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda